-->
Gy3ZRPV8SYZ53gDjSFGpi7ej1KCaPY791pMbjB9m
Bookmark

Agama Dan Kepercayaan Masyarakat Arab Pra-Islam

Pada awalnya, masyarakat kota Makkah adalah masyarakat yang menganut agama tauhid yang dibawa oleh Nabi Ibrahim As. Kemudian dilanjutkan oleh putranya Nabi Ismail As. 

menyembah berhala
Perjalanan hidup Nabi Ibrahim, Siti Hawa (istrinya), dan Nabi Ismail memunculkan sejumlah ajaran dan kebudayaan Islam yang sampai sekarang terpelihara, seperti Ka’bah, maqam Ibrahim, dan peristiwa qurban. 

Bahkan Proses perjalanan kehidupan keluarga ini diakui oleh umat Islam dalam salah satu rukun haji.
Setelah Nabi Ismail As. wafat, masyarakat Makkah mulai pindah menyembah selain Allah. Proses perpindahan kepercayaan itu berawal dari seorang yang bernama Amir bin Lubai dia adalah seorang pembesar suku Khuza’ah yang melakukan perjalanan ke Syam (Syiria). 

Amir bin Lubai melihat penduduk kota Syam melakukan ibadah dengan menyembah berhala. pada akhirnya dia tertarik untuk mempelajari dan mempraktikkannya di Makkah. Dia membawa sebuah berhala yang ia beri nama berhala Hubal dan diletakkan di Ka’bah. Berhala Hubal menjadi pimpinan berhala lainnya seperti Latta, `Uzza dan Manāt.
Dia mengajarkan kepada masyarakat Makkah cara menyembah berhala. Hingga akhirnya masyarakat Makkah  menyakini bahwa berhala adalah perantara untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya. Sejak itulah masyarakat Makkah mulai membuat berhala-berhala sehinga bisa mencapai 360 berhala yang diletakkan mengelilingi Ka’bah. 

Dari situ baru mulailah kepercayaan dan keyakinan baru masuk ke masyarakat Makkah oleh karenanya kota Makkah menjadi pusat penyembahan berhala.
Ketika melaksanakan haji, bangsa Arab melihat berhala-berhala di sekitar Ka’bah. Mereka bertanya alasan menyembah berhala. Para Pembesar Makkah menjawab bahwa berhala-berhala yang di sembah tersebut merupakan perantara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Setelah itu, mereka kembali ke daerahnya masing-masing dan meniru cara ibadah masyarakat Makkah. 

Mulailah kepercayaan baru menyebar di jazirah Arab. Masa itu disebut masa Jahiliyyah. Jahiliyyah bukan berarti mereka bodoh dari keilmuan dan pengetahuannya, akan tetapi mereka bodoh dari keimanan kepada Allah Swt. seperti yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim As.. oleh karenanya mereka menyimpangkan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Ibrahim As..
Adapun faktor-faktor penyebab penyimpangan tersebut adalah:
  1. Adanya kebutuhan terhadap Tuhan yang selalu bersama mereka terutama saat mereka membutuhkan.
  2. Kecenderungan yang kuat mengagungkan atas leluhur yang telah berjasa terutama kepala kabilah nenek moyang mereka.
  3. Rasa takut yang kuat menghadapi kekuatan alam yang menimbulkan bencana mendorong mereka mencari kekuatan lain di luar Tuhan.
B. Kepercayaan Masyarakat Arab pra-Islam
Sebelum mengenal ajaran agama Islam, masyarakat Arab banyak yang menyembah berhala (patung). Tuhan yang mereka yakini adalah patung. 

Patung adalah benda mati yang tidak bergerak dan tidak dapat menolong seseorang. Mereka menyembah patung yang terbuat dari kayu, batu, emas, maupun perak.Tergantung dari kekayaan yang mereka miliki. Jika mereka termasuk dari golongan orang kaya maka patung yang disembahnya akan terbuat dari lempengan emas, jika orang miskin, patungnya dari kayu.
Kepercayaan itu berasal dari nenek moyang mereka secara turun temurun. Patung atau berhala yang mereka anggap sebagai Tuhan itu mereka letakkan di Ka’bah dan sekitarnya untuk disembah. Mereka setiap tahun mengadakan perlombaan membuat patung untuk ditempatkan pada dinding Ka’bah.Di sekeliling Ka’bah banyak patung yang diletakkan oleh masyarakat Arab.
Imam Bukhari telah meriwayatkan sebuah hadiṡ Rasulullah SAW dengan sanad dari Ibnu Abbas, yang artinya: “Patung-patung yang menjadi sesembahan yang ada pada zaman/masa Nabi Nuh As merupakan sebuah patung-patung yang disembah juga di kalangan bangsa Arab setelah itu. 

Sedangkan nama Wudd adalah nama bagi berhala yang disembah oleh suku kaum Kaib di Daumatul Jandal. Suwā adalah sesembahan Hużail.Yaguṡ dan sesembahan suku Murād, kemudian berpindah ke Bani Gatifdi yang terletak di lereng bukit Saba.”
Adapun Ya’uq adalah sesembahan Suku Hamdan. Nasr sesembahan suku Ḥimyar dan keluarga Żikila’. Padalah nama-nama sesembahan itu adalah nama-nama orang saleh pada jaman Nabi Nuh As. 

Setelah orang saleh tersebut wafat, para setan membisikkan sebuah kejelekanpada kaum yang saleh agar supaya dibuat patung-patung mereka di tempat-tempat pertemuan dan menamainya sesuai dengan nama-nama mereka.

Dari situlah, penyembahan terhadap berhala-berhala mulai. Dari sekian banyak berhala ada empat berhala yang dianggap sebagai pemimpin dari berhala-berhala yang lain. Empat berhala tersebut adalah Latta, `Uzzā, Manāt dan Hubal. Hubal yakni berhala yang terbuat dari batu akik berwarna merah dan berbentuk manusia. dan berhala yang terbesar diletakkan di Ka’bah, kemudian Latta, berhala yang paling tua, berhala `Uzza, serta Manāt. Berhala ini yang paling terkenal dan paling banyak disembah masyarakat Arab.
Patung-patung tersebut sangat dihormati dan ditakuti masyarakat Arab karena mereka meyakini patung-patung itu dapat memberikan manfaat dan dapat mendatangkan bahaya bila tidak disembah.  

Mereka mengakui berhala tersebut sebagai Tuhan mereka dan memujanya karena dianggapnya hebat. Mereka menyembah berhala-berhala itu sebagai perantara kepada Tuhan. Untuk mendekatkan diri kepada dewa atau Tuhan-Tuhan itu, mereka rela berkorban dengan menyajikan binatang ternak. 

Bahkan pernah pada suatu ketika mereka mempersembahkan manusia sebagai korban kepada dewa-dewa dan Tuhan mereka. Kepada berhala-berhala itu, mereka mengadukan nasibnya, persoalan, atau permasalahan hidupnya serta meminta pendapat atau memohon restunya jika akan mengerjakan sesuatu yang penting.
Padahal, patung-patung tersebut jika ditendang atau dipukul tidak bisa membela diri karena patung-patung tersebut benda mati. Dari empat patung tersebut, Hubal adalah patung yang paling besar. Oleh karena itu, ia dianggap sebagai pemimpin para patung.
Disamping kepercayaan terhadap penyembahan pada berhala, ada kepercayaan lain yang berkembang di Makkah, yaitu:
  1. Menyembah Malaikat. Sebagian dari masyarakat Arab menyembah dan menuhankan malaikat. Bahkan sebagian beranggapan malaikat adalah putri Tuhan.
  2. Menyembah Jin, Ruh, atau hantu. Sebagian masyarakat Arab menyembah jin, hantu, dan ruh leluhur mereka. Mereka mengadakan sesajian berupa kurban binatang sebagai bahan untuk  sesajian dengan bertujuan agar mereka terhindar dari bahaya dan bencana.
Tatkala agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. akan datang padanya, beberapa orang diantara mereka sudah berusaha untuk tidak ingin menyembah berhala lagi dan berbalik menyebarkan ajaran tauhid yang dibawa Nabi Ibrahim As.
Diantara mereka adalah sahabat Waraqah bin Naufal, sahabat Umayyah bin Ṣalt, Qus Saidah, sahabat Usman bin Khuwairis, `Abdullah bin Jahsyi, dan Zainal bin `Umar. 

Mereka adalah kelompok yang menentang tradisi menyembah berhala. Namun mereka meninggal sebelum datangnya Islam.
Post a Comment

Post a Comment