-->
Gy3ZRPV8SYZ53gDjSFGpi7ej1KCaPY791pMbjB9m
Bookmark

Akhlak Terpuji Taat Dan Patuh Kepada Kedua Orang Tua

Tahukah kalian, Apakah gambar di bawah ini termasuk Perilaku terpuji? Apakah kalian pernah melakukan perilaku tersebut? Bagaimana perasaan kalian? Apakah kalian senang?
 

A. Patuh dan taat terhadap kedua orang tua


akhlak terpuji taat kepada orang tua
Apakah kalian termasuk anak yang berbakti kepada kedua orang tua? Allah Swt memerintahkan kepada manusia untuk selalu patuh dan taat kepada kedua orang tuanya. Kenapa kita harus patuh dan taat kepada orang tua? Ibu kita telah bersusah payah mengandung kita selama lebih kurang sembilan bulan. 

Ketika melahirkan, ia merasakan sakit yang sangat. Pada saat kita masih bayi ia tidak dapat tidur dengan nyenyak karena ia kadang terbangun ketika kita menangis di waktu malam. Ayah bekerja mencari rezeki untuk kita siang dan malam. 

Kedua orang tua kita bekerja keras demi kebahagiaan anak-anaknya. Sebagai balas budi kita terhadap
kedua orang tua, maka kita harus patuh dan taat kepada mereka berdua.
 
Bagaimana cara kita berbuat baik kepada mereka berdua? Untuk mengetahui cara berbuat baik kepada kedua orang tua adalah sebagai berikut :
  1. Mematuhi nasehat mereka.
  2. Menyayangi mereka.
  3. Berperilaku sopan dan santun.
  4. Berterima kasih kepada mereka karena telah membesarkan kita dengan penuh kasih sayang.
  5. Berbicara yang lembut dan tidak berkata kasar kepada mereka.
  6. Mendoakan mereka setiap kali selesai melaksanakan shalat fardhu.
  7. Bersikap jujur kepada mereka.
  8. Menyenangkan hati mereka.

B. Meneladani perilaku terpuji Nabi Ismail As


Ingatkah kalian, tentang kisah seekor domba yang akan disembelih, kemudian diganti oleh Allah Swt dengan manusia? Kisah siapakah itu? Ayo kita cari tahu bersama!
 

A. Keluarga Nabi Ismail As


Nabi Ismail As. adalah putra Nabi Ibrahim As. Sejak kecil Nabi Ismail As. ditinggalkan oleh ayahnya Nabi Ibrahim As yang harus berpisah karena melaksanakan perintah Allah Swt. 

Dia hidup bersama ibunya di tempat yang tandus, tidak ada pepohonan, tidak ada makanan dan minuman. Kebingungan bertambah manakala terdengar tangisan Ismail yang kehausan. 

Siti Hajar berlari menuju bukit Safa sampai tiba di suatu tempat yang bernama Marwah. Di sana pun tidak ada air. Kejadian itu sampai berulang-ulang sebanyak tujuh kali. Siti Hajar berlari antara bukit Safa dan Marwah. 

Berkat kesabaran dan do’a Ibunya yang bernama Siti Hajar, akhirnya Allah Swt mengabulkan permohonan Siti Hajar. Sehingga atas kekuasaan Allah Swt melalui Malaikat Jibril, keluarlah mata air zam-zam yang diberi nama telaga zam-zam.
 

B. Pengorbanan Nabi Ismail As


Kerinduan Nabi Ibrahim As. kepada anak kesayangannya sepertinya akan terobati karena Nabi Ibrahim As telah menyelesaikan tugasnya dan akan pulang untuk kembali bersama anak dan istrinya. 

Setelah bertahuntahun berpisah akhirnya, Nabi Ibrahim As bisa bertemu dan berkumpul dengan keluarganya di sebuah tempat yang sekarang diberi nama Padang Arafah. Dengan senang hati mereka bertemu setelah sekian lama berpisah. Setelah melepaskan lelah mereka melakukan perjalanan pulang menuju ke Makkah. 
 

Di tengah perjalanan, mereka beristirahat dan tidur sejenak di Muzdalifah. Di saat tidur itulah Nabi Ibrahim As bermimpi bahwa Allah Swt memerintahkan agar beliau menyembelih anak kesayangannya yang baru bertemu dengannya. Kemudian berita itu disampaikan kepada Nabi Ismail As: “Wahai anakku, aku bermimpi dalam tidurku bahwa aku diperintahkan oleh Allah Swt untuk menyembelihmu”. 

Sebagai anak yang berbakti kepada orang tua maupun kepada Tuhannya dengan tanpa ragu-ragu ia menjawab: “Wahai ayahku laksanakan apa yang Allah Swt perintahkan, insya Allah aku termasuk orang yang tabah menjalaninya”.
 
Mendengar jawaban tersebut Nabi Ibrahim As. langsung memeluk Nabi Ismail As karena merasa terharu mempunyai anak yang taat kepada Allah Swt dan patuh kepada orang tuanya. Suatu cobaan yang sangat berat bagi Nabi Ibrahim As sebagai seorang ayah maupun Nabi Ismail As sebagai seorang anak. 

Ketika Nabi Ibrahim As akan memulai menyembelih Ismail, Allah Swt mengutus Malaikat jibril dan memerintahkan untuk mengganti Ismail dengan domba yang gemuk.
 
Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan yang di lakukan oleh Nabi Ibrahim As dan Nabi Ismail As. Maka Allah Swt melarang untuk menyembelih Nabi Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah Swt menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya kurban yang dilakukan pada hari raya haji.
 
Dari peristiwa inilah asal mula umat Islam seluruh dunia melaksanakan kurban pada Hari Raya Idul Adha. Itulah keteladanan Nabi Ismail As dalam berbakti terhadap orang tuanya. Nah, apakah kalian juga termasuk anak yang patuh dan taat kepada kedua orang tua kalian?
Post a Comment

Post a Comment